“Jo, Parjooooo...”
Teriakan itu melepas buaian Parjo, spontanitas membangkitkan ruh alam ke seratusnya.
“Eh, Lek Min…..!” sapa Parjo sembari beringsut dari amben bambunya, sesekali menyela-nyela lentik alis matanya yang dipenuhi lodok.
Dia Paimin, paman sekaligus pengasuh Parjo yang memang sebatang kara semenjak usia satu bulan lebih setengah hari, tapi Parjo lebih suka menyapanya dengan Lek, Lek Min.
“Jo, pak lekmu bawa oleh-oleh ni buat kamu, ya itung-itung hadiah kelulusan sekolah Aliyahmu!”
“Wah, bagus tenan!, apaan to Mas?”
“Ini barang antik lo, Jo!, kamu, pak lekmu, mbokmu juga bisa dimasukkan ke sini lo!”
“Yang bener to, barang kecil gini kok muat, wah….. ndak masuk akal he, ndak dapat diterima nalar.” Parjo keheranan sambil garuk-garuk kepala.
“Apa iya aku bisa masuk?” gumam Parjo.
“Lek Min, ini apa to namanya?”
“Ini namanya komputer. Komputer artinya alat untuk menghitung, asal katanya to compute, itu bahasa menir Jo alias londo bule”
Sesaat kemudian, Parjo dan Lek Min mulai sibuk merakit komputer.
“Lek, yang gede ini, apa namanya?”
“Oh, itu namanya cashing, fungsinya untuk pengaman sekaligus tempat motherboard atau circuit board, yaitu untuk transportasi konfigurasi input – output yang sedang diproses. Di dalamnya terdapat Processor, RAM (Random Access Memory), Port USB (Universal Serial Bus), Port PS2 (keyboard & Mouse), Port Pararel, Port USB, PCI & AGP sebagai tempat VGA menghubungkan ke monitor, kabel-kabel panel yang berfungsi untuk tombol On-Off, Restart, Salon, standby, USB dst. Adapun yang di dalam cashing selain motherboard adalah Hardisk atau disingkat HDD (sebagai penyimpan data), Floppy Disk atau FDD (Diskette), Power Supply (mengalirkan arus listrik) yang mengubah arus AC ke DC, Kabel IDE atau Sata.“ ucap Lek Min, panjang lebar.
“Wah,wah,wah, Pak lekku canggih ya!”.
Setelah penjelasan itu selesai, mereka kembali merakit komputer tersebut.
(Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar